Suarakaltara.com,JAKARTA -
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B Panjaitan meyakini,
Kalimantan Utara (Kaltara) bisa menjadi model untuk pengembangan kawasan industri terintegrasi baru di Indonesia. Untuk
itu, Luhut meminta kepada pemerintah daerah untuk mendukung kemudahan investor
yang akan masuk. Salah satunya Tsinshang, perusahaan asal China yang akan
berinvestasi membangun pabrik stainless
steel di Kawasan Industri Tanah Kuning.
Demikian
disampaikan Luhut dalam acara Sarasehan Nasional tentang pengendalian inflasi
di Kantor Pusat Bank Indonesia (BI), Rabu (26/7) malam. “Kaltara merupakan
daerah baru, yang memiliki potensi besar. Di situ ada potensi hydro power, batubara, dan lahan yang
luas. Kalau dikelola dengan bagus, dan dilakukan secara terintegrasi saya
yakin, nantinya bisa menjadi model untuk daerah-daerah lain di Indonesia,” kata Luhut.
Sementara itu,
dalam sarasehan tersebut Gubernur Kaltara Dr H
Irianto Lambrie sempat menyampaikan beberapa hal, berkaitan dengan investasi di
Kaltara. Salah satunya, mengenai kendala untuk pengadaan lahan.
Disebutkan
Irianto, di Kaltara ada puluhan ribu hektare lahan yang statusnya tumpang
tindih. Persoalannya, lahan tersebut sebelumnya dilepas oleh negara untuk
rencana lokasi transmigrasi atau berstatus Areal Penguasaan Lain (APL). Seiring berjalannya waktu, lahan tersebut terbengkalai,
dan tak bisa dimanfaatkan. “Kami sudah membuat surat, yang nantinya
akan dilayangkan ke Kementerian ATR/BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional), Menteri Desa dan Transmigrasi, serta
kementerian terkait lainnya. Kami minta
kejelasan, bahkan kalau bisa diserahkan saja ke
provinsi, biar kami yang urus,” ungkap Irianto.
Sementara itu, terkait
dengan permintaan untuk memberikan kemudahan kepada investor, Irianto
menegaskan selama ini pihaknya telah melakukan itu (memberikan kemudahan).
Mulai dari perizinan, hingga hal-hal lainnya untuk kepentingan investor. “Kita
akan berikan sesuai kewenangan kita. Kalau memang persyaratan lengkap, tidak
perlu berhari-hari, saat itu juga saya tandatangani. Yang
jelas kalau untuk investasi kita dorong,” jelasnya.
Termasuk kepada
Tsingshan, dikatakannya, Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Kaltara
terus intens melakukan komunikasi dengan investor tersebut. “Saat ini mereka
sedang melengkapi persyaratan dan izin-izinnya di pusat,” ujar Irianto lagi.
Seperti
diketahui, Kawasan Industri Tanah Kuning makin diincar investor untuk
pengembangan sayap bisnisnya. Setelah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)
yang menyatakan komitmennya, giliran Tsingshan yang akan ikut menggarap
industri di kawasan industri yang sedang dipercepat realisasinya
itu. Tsingshan sebelumnya telah memproduksi stainless steel dan baja di kawasan industri Morowali, Sulawesi
Tengah.
Sebelumnya,
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Perwilayahanan Industri
Kementerian Perindustrian Imam Haryono mengatakan, Tsingshan sudah menyiapkan
modal investasi di Kaltara sebesar USD 28
miliar atau kurang lebih Rp 40 triliun.
Dana sebanyak
ini akan digelontorkan Tsingshan untuk membangun beberapa fasilitas pengolahan
dan pemurnian logam seperti stainless
steel, mangan, ferronikel, besi, dan lainnya. “Ini
sudah disampaikan Tsinghan ke Pak Luhut Pandjaitan, Menko Kemaritiman,” kata Imam dalam pertemuan dengan jajaran Pemprov Kaltara di Gedung Kementerian Perindustrian RI, Rabu (26/7).
Selain itu,
Tsingshan juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
berkapasitas 7.200 Megawatt (MW).
Tahap pertama rencananya akan membangun 1.000 MW.
Imam mengatakan,
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menginginkan hilirisasi industri di Tanah Air lebih berkembang pesat. Pusat
pengembangannya pun sengaja banyak diadakan di luar pulau Jawa dengan harapan
terjadi pemerataan ekonomi di Tanah Air.
Imam
memperkirakan, mulai beroperasinya kawasan industri Tanah Kuning bisa
direalisasikan dalam kurun waktu dua hingga 3 tahun ke depan. Dengan catatan,
pengadaan lahan, konstruksi, studi kelaikan dan Detail Engineering Design (DED).
“Keempat hal ini harus dipercepat agar di lapangan segera
bisa dieksekusi. Jika hal ini sudah diselesaikan semua, maka pemerintah juga
siap mendukung penuh percepatannya. Apalagi Tanah Kuning sudah termasuk Proyek
Strategis Nasional (PSN),” tuntasnya.(hms)
No comments