PROMOSI WISATA : Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie kala memaparkan potensi wisata di Kaltara pada pertemuan
bilateral Indonesia-China di Beijing, RRT, Rabu (22/11).
BEIJING – Di samping membahas soal kerjasama di bidang investasi, dalam pertemuan kerjasama Indonesia-China
dan Seminar Pembiayaan Pembangunan atau Seminar on Development Finance and China-Indonesia Cooperation yang
difasilitasi oleh China Development Bank (CDB) di Beijing, juga dimanfaatkan Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara)
Dr H Irianto Lambrie untuk sekaligus mempromosikan potensi pariwisata Kaltara di negeri Tirai Bambu tersebut.
“Kaltara memiliki kekayaan yang luar biasa. Tidak hanya potensi Sumber Daya Alam (SDA), namun Kaltara juga
memiliki potensi pariwisata yang tidak di semua daerah ada,” kata Irianto.
Potensi tersebutlah yang ikut dipromosikan dalam pertemuan di Beijing, China. Utamanya, pariwisata di Kabupaten
Malinau, Bulungan dan Nunukan yang punya potensi kultur dan budaya masyarakat, hutan alam konservasi, flora dan
fauna, serta sungai-sungai yang besar, alami dan indah.
Sementara itu, pada hari ketiga pertemuan kemarin (22/11), Gubernur kembali menyampaikan paparan. Kali ini,
lebih fokus pada pemantapan proyek-proyek besar yang akan maupun telah ditawarkan kepada investor China.
“Setelah sebelumnya kita sudah banyak melakukan MoU (Memorandum of Understanding) secara intensif dengan
sejumlah investor, dalam pertemuan tadi adalah penajamannya,” jelas Gubernur.
Sejumlah perusahaan yang menjadi partner dan akan berinvestasi, kata Gubernur, ikut serta sekaligus diperkenalkan
dalam pertemuan itu. Seperti, di antaranya PT Kayan Hydro Energy (KHE) yang akan membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum (Persero) yang akan membangun industri smelter, PT
Wika, Hans Energy dan Serawak Energy Berhad.
Gubernur menegaskan, dirinya sengaja mengikutsertakan para investor ini, agar mereka mendapatkan partner
perusahaan langsung dari China. Baik partner di bidang teknologi maupun dukungan pembiayaan. “Alhamdulillah,
dari pihak CDB responsnya sangat positif, dan siap membantu pendanaan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyinggung soal investasi di bidang minyak dan gas. Termasuk potensi
perkebunan kelapa sawit hingga pabrik turunannya. Irianto mengatakan, menurut informasi dari Kementerian
Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, sebanyak 20 persen penggunaan biodiesel sudah dilakukan Indonesia.
“Indonesia menguasai 52 persen pasar dunia sawit. Dan Kaltara punya potensi yang besar di bidang itu,” urai
Gubernur.
Untuk diketahui, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie turut hadir dalam pertemuan bilateral yang difasilitasi oleh
CDB di Beijing, China, dan dilaksanakan pada 20 hingga 24 November 2017.
Pertemuan ini dihadiri oleh puluhan delegasi dari Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Bidang Pembangunan
Infrastruktur Ridwan Djamaluddin mewakili Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan.
Pertemuan tersebut, merupakan tindak lanjut dari program kerjasama bilateral antara Indonesia dan Pemerintah
China melalui skema Global Maritime Fulcru (GMF) dan Belt Road Initiative (BRI) yang juga sering disebut One Belt
and One Road (OBOR) Initiative.
Dari pertemuan tersebut, akan dihasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya mengenai proyek-proyek apa saja
yang akan di-support pendanaannya oleh CDB, sebagai investasi di Indonesa. Terutama ke daerah-daerah yang masuk dalam skema kerja sama GMF-BRI. Salah satunya, Kaltara.
Di Kaltara, melalui skema kerja sama ini difokuskan pada pengembangan investasi untuk pembangunan sektor
perkebunan, hydro power, yaitu PLTA, serta pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI)
Tanah Kuning-Mangkupadi. Termasuk juga rencana pembangunan kilang minyak.
Adapun nilai investasinya sangat besar. Dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan di Kaltara, perkiraan
investasinya mencapai USD 45,98 miliar. Namun karena skala prioritas, dana investasi yang bakal diserap mencapai
USD 26,5 miliar atau sekira Rp 355,1 triliun (nilai kurs Rp 13.000 per USD 1).(humas/riska)
No comments